Asap tebal dan menyesakkan sudah menjadi pemandangan sehari-hari di kota-kota besar. Apalagi di pagi hari, saat ribuan kendaraan memadati jalan-jalan. Bukannya udara segar yang kita hirup, tapi malah udara berpolusi yang memenuhi paru-paru kita.
Kini polusi udara merupakan salah satu masalah terbesar di hampir seluruh negara di dunia. Bahkan di Amerika Serikat menurut data dari Environmental Science Engineering Harvard School of Public Health, polusi udara merupakan penyebab kematian 4% warga Amerika Serikat.
Polusi udara seperti dilansir oleh Wikipedia.org, adalah masuknya bahan kimia, partikel padatan atau bahan biologis ke dalam udara (atmosfir), yang dapat membahayakan dan menyebabkan ketidaknyamanan pada manusia atau mahluk hidup lain, serta membahayakan kelestarian lingkungan hidup. Bahan kimia, partikel padatan atau bahan biologis disebut polutan. Polutan dapat berupa partikel-partikel padat, cairan atau gas, baik yang berasal dari alam maupun hasil sintesa.
Dilihat dari tempat asal pembentukannya, polutan atau bahan pencemar dibagi menjadi dua, yaitu polutan primer dan polutan sekunder. Yang termasuk ke dalam polutan primer adalah polutan-polutan yang terbentuk atau dihasilkan secara langsung dari sebuah proses, baik yang sifatnya alami, seperti gunung meletus, maupun hasil aktifitas manusia, seperti unit produksi bahan kimia. Sedangkan polutan sekunder timbul karena adanya interaksi atau reaksi antar polutan primer.
Polusi udara dapat terjadi di mana saja. Di rumah, kantor, sekolah, jalan, alam terbuka bahkan di rumah sakit, yang seharusnya merupakan tempat yang bebas polusi udara. Perkembangan teknologi yang sangat pesat, ikut pula berperan terhadap semakin parahnya kondisi polusi udara di kebanyakan Negara di dunia.
No comments:
Post a Comment