Hampir dapat dipastikan semua makanan berkemasan kini menggunakan bahan aditif. Memang faktanya, ada beberapa produsen makanan yang mengklaim bahwa produk mereka bebas bahan aditif makanan, baik itu pemanis buatan, pewarna buatan atau bahan pengawet.
Menghindari sepenuhnya mengonsumsi bahan-bahan aditif tersebut memang perlu usaha ekstra. Pastinya, mengonsumsi makanan atau minuman tanpa pemanis buatan, pewarna buatan dan bahan pengawet akan lebih sehat dan aman.
Untuk mengetahui bahan aditif yang ada dalam sebuah produk olahan, bisa kita lihat dari label yang ada di kemasan. Nah, daftar 10 bahan aditif berikut ini bisa menjadi check list buat anda.
1. Aspartame: juga dikenal dengan nutrasweet. Aspartame merupakan pemanis buatan, yang biasa digunakan untuk pudding, jelly, sereal, dan lain-lain.
2. BHA, BHT, TBHQ: berfungsi untuk mempertahankan warna makanan, rasa dan rancid. Biasa ditemukan pada keripik kentang, jelly, sereal, permen karet, dan lain-lain.
3. Blue #1 dan Blue #2: seringkali tidak ditampilkan pada kemasan. Telah dilarang penggunaannya di Norwegia, Finlandia dan Perancis. Dapat ditemukan di produk seperti permen, sereal, minuman ringan dan lain-lain.
4. BVO (Brominated Vegetable Oil): digunakan sebagai emulsifier dan clouding agent pada produk-produk seperti orange pop dan sport drinks.
5. Citrus Red #2: digunakan sebagai pewarna jeruk Florida. FDA telah merekomendasikan larangan penggunaannya.
6. MSG (Monosodium Glutamate): sebagai penguat rasa. Sering ditemukan pada makanan ringan seperti snack.
7. Red dye #3: telah dilarang penggunaannya sejak tahun 1990.
8. Saccharin: FDA telah melarang pemakaiannya, akan tetapi sampai sekarang masih dipergunakan. Saccharin bisa kita temukan pada makanan olahan seperti minuman ringan dan permen karet.
9. Sodium nitrate: digunakan untuk mempertahankan warna pada daging, terutama daging olahan.
10. Yellow #6: zat pewarna yang telah dilarang di Norwegia dan Swedia.
Sebenarnya masih banyak bahan pengawet, pewarna buatan dan pemanis buatan yang beredar di pasaran dan dipergunakan untuk produk makanan olahan. Daftar di atas hanyalah contoh. Ada beberapa bahan-bahan tersebut yang sudah terbukti secara ilmiah dapat menimbulkan efek negatif pada kesehatan.
Tulisan ini ditujukan untuk mengingatkan kita kembali bahwa penggunaan bahan-bahan tersebut di atas harus dengan sangat bijak kita atur jumlah konsumsinya. Memang sih, yang paling baik adalah menghindarinya. Tapi, apa mungkin?
1 comment:
thanks infonya
sangat bermanfaat..^_^
Post a Comment