Hari minggu yang lalu, tepatnya tanggal 13 Mei 2007, kami sekeluarga berkunjung ke rumah salah seorang sahabat istri saya untuk menghadiri acara ulang tahun putra kedua mereka yang tepat berumur 1 tahun.
Semua sahabat yang diundang membawa putra-putri mereka masing-masing. Tapi ada satu yang tidak membawa putra mereka. Semua sudah mafhum, putra beliau menderita penyakit autis.
Yang menarik justru adalah keterbukaan kedua orang tuanya. Tanpa sungkan dan ragu sang ayah menceritakan dengan apa adanya kepada sahabat-sahabat yang lain. Tanpa bermaksud berbagai duka, beliau malah berujar semoga informasi mengenai putra beliau yang penderita autis bisa juga diketahui oleh sebanyak mungkin orang. Beliau berujar penyakit autis dekat dengan kita semua. Karena itu mesti diwaspadai sejak dini.
Beliau bercerita bahwa putra beliau diketahui menderita penyakit autis ketika berumur 3.5 tahun, setelah membaca sebuah artikel tentang autis dari harian Kompas. Menurut beliau tanda-tanda yang diperlihatkan oleh putranya semuanya cocok dengan apa yang ditulis di artikel yang beliau baca. Namun, beliau menceritakan ada dua tanda utama yang paling menonjol yang diperlihatkan oleh seorang anak yang menderita autis.
Yang pertama adalah melakukan kegiatan yang tidak ada artinya secara berulang-ulang. Putra beliau biasanya sengaja menabrak tembok dengan kedua telapak tangannya menyentuh tembok.
Yang kedua, kalau tertarik pada sesuatu biasanya sangat fokus dan bisa melakukannya dalam waktu yang cukup lama. Kalau lagi main mobil-mobilan, putra beliau biasanya memutar-mutarkan rodanya, kelihatan sangat serius dan biasanya tak kurang dari 1 jam ia biasa melakukannya!
Sadar dengan penyakit autis yang diderita putra pertamanya, beliau lantas melakukan pemeriksaan sampai ke Amerika. Dan yang perlu diketahui adalah hasil pemeriksaan kandungan merkuri atau air raksa atau Hg dalam darah putranya mencapai 33 ppm. Padahal yang diperkenankan maksimal hanya 1 ppm!
Setelah mendengar cerita beliau saya tertegun dan langsung ingat anak saya yang baru berumur 3 tahun. Saya merasa kembali diingatkan untuk selalu memperhatikan betul-betul perkembangan anak saya.
Tentu kita pun tahu bahwa logam-logam berat seperti air raksa atau merkuri juga dekat dengan kehidupan kita. Dari mulai pewarna makanan, air yang tercemar logam berat, ikan laut yang tercemar, asap kendaraan bermotor dan masih banyak lagi.
Namun, satu hal yang mesti kita lakukan tetap terus mengupdate informasi tentang penyakit autis dan mulai waspadai makanan yang dikonsumsi anak-anak kita. Dan yang terpenting curahkan dengan penuh kasih sayang perhatian kita kepada anak-anak kita.
Makasih atas informasinya
ReplyDelete